Senin, 01 Desember 2014

Manusia dan Penderitaannya

Tsunami di Aceh

Bencana alam yang pernah terjadi Indonesia salah satunya adalah tsunami, yang terjadi pada tanggal tanggal 26 Desember 2004 dengan ketinggian 35 m, dan menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika.
Penyebab terjadinya tsunami dikarenakan adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, tanah longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut dimana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar.
Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi mega tsunami yang tingginya mencapai ratusan meter. Gempa yang menyebabkan tsunami yaitu:
·        Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
·        Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
·        Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia. Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan.
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan Info Gempa dan Peringatan Tsunami adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi. Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen:
a.      Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko,
b.      Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.
c.      Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut),
d.      Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan. 
Dengan menyampaikan info gempa/ tsunami lebih awal melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id). Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah Radio. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan Radio FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami.
Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio? Jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinya pun relatif cukup memadai.

Bencana ataupun penderitaan, diberikan Tuhan kepada kita dengan tujuan supaya kita memiliki hidup yang sesuai Ia minta. Dengan selalu berserah dan memohon pengampunan terhadap Sang Maha Pencipta agar kita selalu dilindungi dari segala marabahaya. Maka dari itu kesadaran diri untuk selalu taat pada-Nya sangat di perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain mendekatkan diri kita juga harus menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada, karna bagaimanapun juga alam adalah suatu titipan yang Tuhan berikan untuk kita jaga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar