Selasa, 22 Desember 2015

Memanfaatkan Cangkang Kelapa Sawit Bagi Bidang Industri

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya tumbuhan ini berada di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0 hingga 500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80% sampai 90%. Kelapa Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan yang  stabil, yaitu  2000 sampai 2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat musim hujan dan tidak kekeringan saat musim kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah dari kelapa sawit.
Salah satu provinsi di Indonesia yang cocok digunakan untuk menanam kelapa sawit adalah Provinsi Riau. Provonsi Riau memiliki tanah yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit, sehingga dapat dikatakan bahwa mata pencaharian masyarakat di Provinsi Riau sebagian besar adalah dari kelapa sawit. Hal ini sudah terbukti dari banyaknya lahan kelapa sawit yang ada di berbagai daerah di Provinsi Riau. Masyarakat dari daerah lain juga mulai ikut membuka lahan kelapa sawit di Provinsi Riau mengingat keuntungan yang dihasilkan dari kelapa sawit tersebut besar.
Buah kelapa sawit mempunyai warna yang bervariasi, yaitu dari berwarna hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah sawit muncul secara bergerombol dalam tandan yang ada pada tiap pelapah. Minyak nabati dihasilkan oleh buah sawit. Kandungan minyak bertambah sesuai dengan kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA atau free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Buah terdiri dari tiga lapisan:
1.    Eksoskarp, merupakan bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
2.    Mesoskarp, merupakan serabut buah
3.    Endoskarp, merupakan cangkang pelindung inti
Kelapa sawit juga ternyata tidak hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan. Cangkang dari kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan dan apabila industri cangkang kelapa sawit ini dikembangkan maka akan menjadi usaha yang menjanjikan. Sering kali manusia mengabaikan peenggunaan cangkang dari kelapa sawit, padahal cangkang dari kelapa sawit memiliki banyak manfaat dalam pengolahannya. Cangkang dari kelapa sawit dapat diolah menjadi macam-macam produk yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu cangkang kelapa sawit dapat diubah menjadi bahan perwarna bagi batik, partikel block (interior) dan sebagai furniture, cangkang kelapa sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan arang aktif, cangkang dapat digunakan sebagai bahan campuran untuk makanan ternak, dan cangkang juga dapat diolah sebagai bahan baku pengeras jalan atau sebagai pengganti dari aspal, serta dapat diolah juga menjadi bahan bakar (bahan bakar (biodiesel)).
Dapat kita ketahui, bahan bakar yang tersedia khususnya di Indonesia sering mengalami kelangkaan. Disini saya akan membahas mengenai pengolahan cangkang dari kelapa sawit bagi bahan bakar atau biasa disebut dengan biodiesel. Biodiesel memiliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar diesel petroleum. Kelebihan tersebut antara lain :
1.    Merupakan bahan bakar yang tidak beracun dan dapat dibiodegradasi
2.    Mempunyai bilangan setana yang tinggi.
3.    Mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon dan NOx.
4.    Terdapat dalam fase cair.
Penggunaan bahan bakar minyak yang sangat besar membuat pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan industri minyak di Indonesia. Karena banyaknya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) membuat pemerintah harus melakukan impor dari Negara lain untuk memenuhi kebutuhan BBM di Indonesia. Padahal, banyak bahan baku pembuatan bahan bakar yang tersedia pada alam di Negara kita sendiri. Selain bahan baku yang dapat digunakan, kita juga dapat memanfaatkan limbah yang ada disekitar kita. Misalnya, pemanfaatan limbah cangkang pada kelapa sawit. Selain buah yang digunakan pada kelapa sawit, ternyata limbah dari cangkang kelapa sawit memiliki banyak kegunaan. Kegunaan yang dapat diambil dari cangkang kelapa sawit adalah cangkang sawit dapat diolah menjadi bahan bakar berbasis biodiesel, yang merupakan suatu bahan bakar yang sangat ramah akan lingkungan. Cangkang kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan menjadi bahan untuk pembangkit listrik, karena cangkang kelapa sawit memiliki kadar kalor yang sangat tinggi, dan mampu menjadi bahan utama dari pembangkit listrik. Cangkang kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai arang, yang berguna untuk pembakaran yang dilakukan pada pabrik. 
Disini, saya akan membahas tentang manfaat yang didapat dari pengolahan pada cangkang kelapa sawit, khususnya pada pengolahan untuk menjadi bahan bakar berbasis biodiesel. Bahan bakar biodiesel sendiri, sudah banyak digunakan di Negara- negara maju, seperti Amerika Serikat. Negara maju tersebut menggunakan bahan bakar biodiesel, karena bahan bakar biodiesel memiliki kadar SO2 yang rendah sehingga dapat mengurangi jumlah populasi asap kendaraan, selain ramah akan lingkungan, bahan bakar ini juga relatif murah, karena bahan yang digunakan untuk mengolah menjadi bahan bakar pada umumnya mudah didapat, misalnya limbah dari cangkang kelapa sawit.
Bahan bakar biodiesel dikehendaki relatif mudah terbakar sendiri (tanpa harus dipicu dengan letikan api busi) jika disemprotkan ke dalam udara panas bertekanan. Tolok ukur dari sifat ini adalah bilangan setana, yang didefinisikan sebagai % volume n-setana di dalam bahan bakar yang berupa campuran n-setana (n-C16H34) dan α-metil naftalena (α-CH3-C10H7) serta berkualitas pembakaran di dalam mesin diesel standar. n-setana (suatu hidrokarbon berantai lurus) sangat mudah terbakar sendiri dan diberi nilai bilangan setana 100, sedangkan α-metil naftalena (suatu hidrokarbon aromatik bercincin ganda) sangat sukar terbakar dan diberi nilai bilangan setana nol.
Biodiesel merupakan bahan bakar terbaru karena bahan bakunya dibudidaya oleh manusia. Pemanfaatan secara terus menerus menjadikan bahan bakar nabati menjadi bahan bakar yang mudah diperbaharui atau dapat dikatakan mudah didapat. Dapat kita ketahui bahwa gas CO2 dapat terjadi di atmosfer akibat dari pembakaran BBM. Jumlah CO2 yang berlebihan juga dapat merusak sistem dari lingkungan, sehingga dapat menyebabkan efek rumah kaca. Dengan memanfaatkan cangkang kelapa sawit untuk diolah menjadi bahan bakar biodiesel dapat mengurangi produksi gas CO2 pada atmosfer, bahkan gas CO2 pada atmosfer hampir tidak ada, hal itu disebabkan karena cangkang kelapa sawit merupakan bahan untuk membuat minyak nabati yang ramah akan lingkungan.
Penggunaan dari biodiesel juga dapat meningkatkan kualitas udara lokal dengan cara mereduksi emisi gas berbahaya, seperti karbon monoksida (CO), ozon (O3), sulfur dioksida (SO2), dan hidrokarbon relatife lainnya, serta asap dan partikel yang dapat dihirup oleh makhluk hidup. Penggunaan biodiesel juga dapat mengurangi polusi pada tanah, serta melindungi kelestarian perairan dan sumber mata air. Kondisi ini sangat berhubungan dengan sektor pertanian. Kelebihan yang dimiliki oleh biodiesel ini ditunjang oleh sifatnya yang dapat terbakar habis dengan relatif sempurna dan dapat terurai secara alami, dan empat kali lebih cepat dari dari bahan bakar petrosolar. Karena keunggulan biodiesel, banyak negara maju yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar, hal itu dapat terjadi karena mudahnya mendapat cangkang kelapa sawit dengan mudah. Banyak yang belum mengetahui manfaat yang dapat diambil dari cangkang sawit, karena seringkali manusia hanya memanfaatkan buah dari kelapa sawit, hanya untuk mengambil minyak nabati.
Di Indonesia sendiri penggunaan bahan bakar biodiesel masih sangat minim, hal itu terjadi karena belum mampunya sumber daya manusia untuk mengolah sumber daya alam di Indonesia. Padahal, dapat kita ketahui, banyak sumber daya alam yang mampu kita jadikan bahan dasar pembuatan bahan bakar biodiesel. Bahan bakar biodiesel memiliki harga yang cukup murah, dan memiliki kadar CO2 yang sangat rendah, sehingga dapat digunakan karena ramah akan lingkungan. Misalnya adalah cangkang dari kelapa sawit. Biasanya orang-orang hanya memanfaatkan buah dari kelapa sawit, namun cangkang dari kelapa sawit memiliki banyak manfaat, salah satunya ialah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan bahan bakar biodiesel. Cangkang kelapa sawit yang biasanya langsung dibuang tanpa melakukan pengolahan, sekarang dapat digunakan dengan baik. Walaupun seperti yang kita ketahui pemanfaatan cangkang dari kelapa sawit masih sangat minim dibudidaya kan. Hal tersebut karena belum mendukungnya fasilitas yang ada untuk mengolah cangkang dari kelapa sawit.
Cangkang kelapa sawit merupakan limbah industri berbahan padat yang berasal dari buah kelapa sawit. Dalam mengolah cangkang kelapa sawit untuk menjadi bahan bakar diperlukan adanya komponen bahan lainnya. Contohnya adalah serabut yang berasal dari pohon kelapa sawit. Biasanya serabut dan cangkang diolah bersama dengan menggunakan proses konversi energy. Dimana, dibutuhkan tegangan tinggi yang berasal dari listrik untuk memproses dua komponen tersebut. Jumlah yang digunakan dalam mengolah cangkang dan serabut pada kelapa sawit, dibutuhkan dengan kapasitas yang sangat besar, yaitu sekitar 6 ribu ton cangkang dan 12 ribu ton serabut dengan pemanasan suhu sebesar 16500 C.
Limbah cangkang kelapa sawit juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada tungku boiler. Boiler sendiri merupakan bagian terpenting pada pabrik pengolahan kelapa sawit. Selain digunakan untuk proses ‘perebusan’ kelapa sawit, boiler juga menghasilkan uap panas (steam) yang akan dikonversi menjadi energi penggerak turbin-turbin. Termasuk turbin penggerak untuk menghasilkan energi listrik. Makanya pabrik-pabrik yang berada jauh di pedalaman tetap mempunyai pasokan listrik yang bersumber dari boiler tadi.
Cangkang dari kelapa sawit merupakan sumber energi alternatif yang sangat potensial untuk dimanfaatkan tanpa harus menggerus cadangan sumber energi bahan bakar fosil kita yang sebenarnya sudah kian menipis itu. Faktor lain yang menguntungkan adalah cangkang sawit termasuk dalam katagori dapat diperbaharui (renewable) sehingga menjamin ketersediaan energi secara berkesinambungan (sustainable).  Memang diperlukan biaya yang besar untuk mendirikan sebuah tempat untuk mengolah cangkang sawit untuk menjadi bahan bakar biodiesel, namun manfaat yang akan kita peroleh sekarang dan di masa yang akan datang sungguh luar biasa nilainya. Selain dapat mengurangi dalam penggunaan bahan bakar minyak, kita juga dapat menjaga bumi kita dari paparan efek rumah kaca yang memiliki pengaruh besar bagi kehidupan di bumi.
Bahan bakar minyak pada umumnya memiliki kandungan gas SO2, yang merupakan pemicu asap hitam pekat yang berasal dari kendaraan pada bahan bakar minyak. Semakin tinggi kandungan gas SO2, semakin tidak aman juga bagi kesehatan. Karena gas SO2 merupakan gas yang memicu tumbuhnya sel kanker atau bersifat karsinogenik. Kandungan sulfur yng tinggi akan mengakibatkan kahausan pada mesin yang terjadi pada saat melakukan pembakaran. Selain itu, gas SO2 juga dapat meningkatkan hujan asam yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada peralatan yang berbahan besi.
Penggunaan biodiesel juga dapat mengurangi polusi tanah serta melindungi kelestarian dan sumber air minum. Kondisi ini berhubungan dengan penggunaan mesin berbahan bakar diesel pada sektor pertanian. Kelebihan yang dimiliki pada biodiesel berbahan cangkang kelapa sawit adalah mudah terbakar dengan sempurna, tanpa harus merusak lingkungan (ramah lingkungan), dan bahan bakar dapat terurai dengan alami. Sehingga banyak dari Negara maju yang memanfaatkan tenaga dari biodoesel.
Apabila kita memanfaatkan cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar biodiesel, kita dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi Negara sendiri, khususnya Negara Indonesia. Karena dalam melakukan pengolahan cangkang kelapa sawit untuk dijadikan bahan bakar, sangat membutuhkan banyak tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang sesuai pada bidangnya. Selain itu, Indonesia juga dapat menghemat atau dapat mengurangi pasokan impor bahan bakar minyak hingga 720 ribu kiloliter, dan dapat mengurangi laju pertumbuhan urbanisasi. Karena urbanisasi dipicu oleh faktor kurang memadainya sumber daya alam yang ada pada suatu desa. 
Pemerintah sendiri belum melakukan upaya penanganan dalam merealisasikan penggunaan bahan bakar biodiesel berbahan cangkang dari kelapa sawit, hal itu terjadi karena terbatasnya pasokan dari cangkang kelapa sawit, karena kebutuhan dalam mengolah cangkang kelapa sawit menjadi bahan bakar, dibutuhkan sekitar 500 ton perhari dalam melakukan pengolahan. Karena hanya bahan bakar biodiesel termasuk murah, pemerintah enggan memproduksi bahan bakar ini hal itu terjadi karena belum tercapainya target penjualan pada bahan bakar ini atau masih bersifat kompetitif.
Selain dapat digunakan sebagai bahan bakar biodiesel, cangkang dari kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan listrik di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, kebutuhan listrik di Indonesia belum cukup memadai. Banyak desa di berbagai provinsi di Indonesia belum mengenal adanya listrik. Hal itu juga dapat diatasi dengan mengolah cangkang kelapa sawit sebagai sumber energi listrik. Ketersediaan cangkang sawit sangat besar dan sangat mudah diperoleh di wilayah pabrik sehingga mempermudah dalam proses pencarian. Harga cangkang kelapa sawit juga terbilang ekonomis disbanding harga batu bara.
Selanjutnya, penggunaan cangkang kelapa sawit dapat mengurangi limbah produksi pabrik dari kelapa sawit, karena cangkang sawit merupakan salah satu dari limbah atau hasil sampingan dari produksi tersebut. Selain itu, nilai kalor atau panas yang dihasilkan dari cangkang sawit memenuhi persyaratan untuk mampu mencukupi kebutuhan panas yang diperlukan dalam memenuhi pemasokkan energi listrik bagi desa-desa terpencil yang belum mengenal listrik.
Selain itu pula, hasil dari sisa pembakaran cangkang kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan lagi sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit atau pun tanaman lainnya karena sisa pembakaran pada cangkang kelapa sawit memiliki unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman, misalnya unsur zat hara.

Sumber:
Jenny Elizabeth dan Simon P. Ginting, Pemanfaatan Hasil Samping dari Kelapa Sawit, http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/eng/pdf/all-pdf/peternakan/fullteks/lokakarya/probklu03-11.pdf
Bambang Ngaji Utomo dan Ermin Widjaja, Limbah Padat Pengolahan Minyak Kelapa Sawit, http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3231044.pdf
Cangkang Sawit: Salah Satu Sumber Energi Alternatif Paling Potensial Pengganti BBM, 2 November 2013, http://www.kompasiana.com/venusgazer/cangkang-sawit-salah-satu-sumber-energi-alternatif-paling-potensial-pengganti-bbm_552a7b4cf17e61fa11d623e0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar